Selasa, 03 Januari 2017

Anak Autis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
            Autisme adalah suatu kelainan otak yang berpengaruh pada perkembangan seseorang. Orang-orang yang mengalami autisme mempunyai gangguan atau masalah dalam         berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Seorang anak autisme mungkin akan terlihat sangat linglung, terkucil atau terasing, mungkin mereka tidak ingin melakukan kontak mata dengan orang lain, mungkin juga tidak berbicara atau bermain seperti yang anak lain lakukan atau mungkin mereka mengulang-ulang gerakan dan tingkah laku tertentu secara terus menerus dan berlebihan, lagi lagi dan lagi.
            Autisme adalah termasuk dalam gangguan perkembangan jiwa pervasive yang biasanya bermula sejak usia sebelum 3 tahun. Ketidakmampuan interaksi sosial yang jelas dan bertahan serta gangguan komunikasi adalah yang paling jelas terlihat pada pasien autisme. Adanya pola perilaku dan minat yang terbatas atau sterotipik (khas dan diulang-ulang) merupakan ciri yang lain. 70 persen anak autisme mengalami retardasi mental dan inilah mungkin yang dulu disalahpahami sebagai gangguan mental daripada autisme. Sampai saat ini penyebab pasti autisme tidak diketahui. Keterlibatan faktor biologis dipastikan dengan beberapa penelitian yang mengungkapkan adanya ketidak seimbangan sistem di otak anak yang mengalami autisme.
1.2       Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah dalam makalah masalah komunikasi dan interaksi sosial anak autis  ini, yaitu:
1.      Apa definisi dari komunikasi dan interaksi sosial?
2.      Karakteristik dalam komunikasi dan interaksi sosial?
3.      Masalah anak autis dibidang komunikasi dan interaksi sosial?
1.3       Tujuan penulisan
            Adapun tujuan dalam makalah masalah komunikasi dan interaksi sosial anak autis adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui definisi dari komunikasi dan interaksi sosial.
2.      Mengetahui karakteristik dalam komunikasi dan interaksi sosial.
3.      Mengetahui masalah anak autis dibidang komunikasi dan interaksi sosial.















BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Definisi komunikasi dan interaksi sosial
            Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat dibuttuhkan manusia sebagai makhluk sosial. Melalui komunikasi, dua individu atau lebih bisa saling bertukar informasi, bertukar pikiran, dan saling memahami kemauan antar satu sama lainnya. Menurut Wilson (1987) dalam Kathleen Ann Quill (1995) dikatakan bahwa dalam komunikasi dibutuhkan lebih dari sekadar kemampuan untuk rangkai kata-kata dalam urutan yang tepat, tetapi dibutuhkan juga hubungan saling memahami apa yang dikomunikasikan.
            Komunikasi dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk membiarkan orang lain mengetahui apa yang diinginkan individu, menjelaskan tentang sesuatu kepada orang lain, serta untuk mengetahui sesuatu dari orang lain. Dengan kata lain, komunikasi merupakan suatu aktivitas sosial antar dua orang atau lebih untuk dapat saling bertukar informasi yang dilakukan  secara verbal dan nonverbal.
            Jika dalam suatu komunikasi dilakukan interaksi dua arah, pada komunikasi anak autis biasanya dilakukan hanya satu arah. Misalnya, dua orang berkomunikasi seperti biasa untuk dapat saling memberi dan menerima informasi, tetapi anak autis berkomunikasi hanya untuk menerima informasi atau memberi informasi. Untuk itu komunikasi anak autis bukanlah “berbicara dengan” yang melibatkan hubungan dua arah, melainkan satu arah.
            Kata interaksi berasal dari kata  inter dan action. Secara terminologi interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat. Jadi interaksi sosial dalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakannya. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubunga satu dengan yang lain.
2.2       Karakteristik dalam komunikasi dan interaksi sosial       
             Karakteristik dalam komunikasi antara lain adalah :
a.       Bergumam
b.      Sering mengalami kesukaran dalam memahami arti kata-kata dan kesukaran dalam mengggunakan bahasa dalam konteks yang sesuai dan benar
c.       Sering mengulang kata-kata yang baru saja mereka dengar atau yang pernah mereka dengar sebelumnya tanpa bermaksud untuk berkomunikasi
d.      Bila bertanya sering menggunakan kata ganti orang dengan terbalik, seperti "saya" menjadi"kamu" dan menyebut diri sendiri sebagai "kamu";
e.       Sering berbicara pada diri sendiri dan mengulang potongan kata atau lagu dari iklan tv dan mengucapkannya di muka orang lain dalam suasana yang tidak sesuai.
f.       Penggunaan kata-kata yang aneh atau dalam arti kiasan, seperti seorang anak berkata "sembilan"setiap kali ia melihat kereta api.
g.      Mengalami kesukaran dalam berkomunikasi walaupun mereka dapat berbicara dengan baik, karena tidak tahu kapan giliran mereka berbicara, memilih topik pembicaraan, atau melihat kepada lawan bicaranya.
h.      Bicaranya monoton, kaku, dan menjemukan.
i.        Kesukaran dalam mengekspresikan perasaan atau emosinya melalui nada suara
j.        Tidak menunjukkan atau memakai gerakan tubuh untuk menyampaikan keinginannya, tetapi dengan mengambil tangan orangtuanya untuk mengambil obyek yang dimaksud
k.      Mengalami gangguan dalam komunikasi nonverbal; mereka sering tidak menggunakan gerakan tubuh dalam berkomunikasi untuk mengekspresikan perasaannya atau untuk merabarasakan perasaan orang lain, misalnya menggelengkan kepala, melambaikan tangan, mengangkat alis, dan sebagainya.

            Karakteristik dalam interaksi sosial antara lain adalah :
a.       Menyendiri (aloof): terlihat pada anak yang menarik diri, acuh tak acuh, dan kesal bila diadakan pendekatan sosial serta menunjukkan perilaku dan perhatian yang terbatas (tidak hangat).
b.      Pasif : dapat menerima pendekatan sosial dan bermain dengan anak lain jika pola permaiannya disesuaikan dengan dirinya.
c.       Aktif tapi aneh: secara spontan akan mendekati  anak lain, namun interaksi ini seringkali tidak sesuai dan sering hanya sepihak.

2.3    Masalah anak autis dibidang komunikasi dan interaksi sosial
A.  Masalah di bidang komunikasi
            Mereka seringkali berperilaku nampak seperti orang tuli, selain itu mereka juga mengalami kesulitan dalam berbicara, ada anak yang sama sekali tidak jelas dalam berbicara namun ada juga anak yang lancar dalam berbicara, akan tetapi keduanya sama-sama mengalami keterbatasan dalam jumlah kosakata, serta terkadang kata yang digunakan tidak sesuai dengan artinya. Mereka juga tidak mengerti kalimat panjang. Namun disisi lain mereka memiliki daya ingat yang kuat. Selain itu, ciri yang mudah dikenali dari anak autis adalah sifat repetitif atau pengulangan kata. Mereka senang meniru apa yang baru saja didengarnya atau yang orang lain tanyakan padanya, atau sering dikatakan “membeo”.

B.  Masalah di bidang interaksi sosial
Penyandang autis lebih senang menyendiri, mereka cenderung menghindari kontak mata dengan orang lain. Penyandang autis adalah mereka yang memiliki dunianya sendiri, mereka tidak senang bergaul meski dengan teman sebayanya sekalipun. Bahkan untuk bermain, mereka memiliki caranya sendiri dalam memainkan suatu benda, misalkan mereka senang bermain sobekan kertas, karet atau sedotan. Hal tersebut dapat mereka lakukan secara terus-menerus, jika tidak dihentikan.


BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
            Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat dibuttuhkan manusia sebagai makhluk sosial. Melalui komunikasi, dua individu atau lebih bisa saling bertukar informasi, bertukar pikiran, dan saling memahami kemauan antar satu sama lainnya.      
            Secara terminologi interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat. Jadi interaksi sosial dalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakannya.
Karakteristik dalam komunikasi antara lain bergumam, sering mengalami kesukaran dalam memahami arti kata-kata dan kesukaran dalam menggunakan bahasa dalam konteks yang sesuai dan benar, sering mengulang kata-kata yang baru saja mereka dengar, bila bertanya sering menggunakan kata ganti orang dengan terbalik, sering berbicara pada diri sendiri dan mengulang potongan kata atau lagu dari iklan tv dan mengucapkannya di muka orang lain dalam suasana yang tidak sesuai, penggunaan kata-kata yang aneh, mengalami kesukaran dalam berkomunikasi walaupun mereka dapat berbicara dengan baik, karena tidak tahu kapan giliran mereka berbicara, memilih topik pembicaraan, atau melihat kepada lawan bicaranya, bicaranya monoton, kaku, dan menjemukan.
Karakteristik dalam interaksi sosial antara lain menyendiri (aloof), pasif dan aktif tapi aneh.
            Di bidang komunikasi mereka seringkali berperilaku nampak seperti orang tuli, selain itu mereka juga mengalami kesulitan dalam berbicara, ada anak yang sama sekali tidak jelas dalam berbicara namun ada juga anak yang lancar dalam berbicara, akan tetapi keduanya sama-sama mengalami keterbatasan dalam jumlah kosakata, serta terkadang kata yang digunakan tidak sesuai dengan artinya. Sedangkan dibidang interaksi sosial Penyandang autis lebih senang menyendiri, mereka cenderung menghindari kontak mata dengan orang lain. Penyandang autis adalah mereka yang memiliki dunianya sendiri, mereka tidak senang bergaul meski dengan teman sebayanya sekalipun. Bahkan untuk bermain, mereka memiliki caranya sendiri dalam memainkan suatu benda, misalkan mereka senang bermain sobekan kertas, karet atau sedotan.

















Daftar Pustaka









Tidak ada komentar:

Posting Komentar