BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Autisme
adalah suatu kelainan otak yang berpengaruh pada perkembangan seseorang. Orang-orang yang mengalami autisme
mempunyai gangguan atau masalah dalam berkomunikasi
dan berinteraksi dengan orang lain. Seorang anak autisme mungkin akan terlihat sangat linglung, terkucil atau
terasing, mungkin mereka tidak ingin melakukan kontak mata dengan orang lain,
mungkin juga tidak berbicara atau bermain seperti yang anak lain lakukan atau
mungkin mereka mengulang-ulang gerakan dan tingkah laku tertentu secara terus
menerus dan berlebihan, lagi lagi dan lagi.
Autisme adalah termasuk dalam
gangguan perkembangan jiwa pervasive yang biasanya bermula sejak usia sebelum 3
tahun. Ketidakmampuan interaksi sosial yang jelas dan bertahan serta gangguan
komunikasi adalah yang paling jelas terlihat pada pasien autisme. Adanya pola
perilaku dan minat yang terbatas atau sterotipik (khas dan diulang-ulang)
merupakan ciri yang lain. 70 persen anak autisme mengalami retardasi mental dan
inilah mungkin yang dulu disalahpahami sebagai gangguan mental daripada
autisme. Sampai saat ini penyebab pasti autisme tidak diketahui. Keterlibatan
faktor biologis dipastikan dengan beberapa penelitian yang mengungkapkan adanya
ketidak seimbangan sistem di otak anak yang mengalami autisme.
1.2 Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah
masalah
komunikasi dan interaksi
sosial
anak
autis ini, yaitu:
1. Apa
definisi dari komunikasi dan
interaksi sosial?
2. Karakteristik
dalam komunikasi dan
interaksi sosial?
3. Masalah anak autis dibidang komunikasi dan interaksi
sosial?
1.3 Tujuan
penulisan
Adapun
tujuan dalam makalah masalah
komunikasi dan interaksi
sosial
anak
autis adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
definisi dari komunikasi dan
interaksi sosial.
2. Mengetahui karakteristik dalam komunikasi dan interaksi sosial.
3. Mengetahui masalah anak autis dibidang komunikasi dan interaksi
sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
komunikasi dan interaksi sosial
Komunikasi
merupakan salah satu hal yang sangat dibuttuhkan manusia sebagai makhluk
sosial. Melalui komunikasi, dua individu atau lebih bisa saling bertukar
informasi, bertukar pikiran, dan saling memahami kemauan antar satu sama
lainnya. Menurut Wilson (1987) dalam Kathleen Ann Quill (1995) dikatakan bahwa
dalam komunikasi dibutuhkan lebih dari sekadar kemampuan untuk rangkai
kata-kata dalam urutan yang tepat, tetapi dibutuhkan juga hubungan saling
memahami apa yang dikomunikasikan.
Komunikasi
dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk membiarkan orang lain mengetahui apa
yang diinginkan individu, menjelaskan tentang sesuatu kepada orang lain, serta
untuk mengetahui sesuatu dari orang lain. Dengan kata lain, komunikasi
merupakan suatu aktivitas sosial antar dua orang atau lebih untuk dapat saling
bertukar informasi yang dilakukan secara verbal dan nonverbal.
Jika
dalam suatu komunikasi dilakukan interaksi dua arah, pada komunikasi anak autis
biasanya dilakukan hanya satu arah. Misalnya, dua orang berkomunikasi seperti
biasa untuk dapat saling memberi dan menerima informasi, tetapi anak autis
berkomunikasi hanya untuk menerima informasi atau memberi informasi. Untuk itu
komunikasi anak autis bukanlah “berbicara dengan” yang melibatkan hubungan dua
arah, melainkan satu arah.
Kata
interaksi berasal dari kata inter dan
action. Secara terminologi interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling
mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat. Jadi interaksi
sosial dalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling mempengaruhi dalam
pikiran dan tindakannya. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan
sehari-hari tidaklah lepas dari hubunga satu dengan yang lain.
2.2 Karakteristik
dalam komunikasi dan
interaksi sosial
Karakteristik dalam komunikasi antara lain
adalah :
a. Bergumam
b. Sering
mengalami kesukaran dalam memahami arti
kata-kata
dan kesukaran dalam mengggunakan
bahasa
dalam konteks yang sesuai dan benar
c. Sering
mengulang kata-kata yang baru saja mereka
dengar
atau yang pernah mereka dengar sebelumnya
tanpa
bermaksud untuk berkomunikasi
d. Bila
bertanya sering menggunakan kata ganti
orang
dengan terbalik, seperti "saya" menjadi"kamu" dan menyebut
diri sendiri sebagai "kamu";
e. Sering
berbicara pada diri sendiri dan mengulang
potongan
kata atau lagu dari iklan tv dan
mengucapkannya
di muka orang lain dalam suasana
yang tidak sesuai.
f. Penggunaan
kata-kata yang aneh atau dalam arti
kiasan,
seperti seorang anak berkata "sembilan"setiap kali ia melihat kereta
api.
g. Mengalami
kesukaran dalam berkomunikasi walaupun
mereka dapat berbicara dengan baik,
karena
tidak tahu kapan giliran mereka berbicara,
memilih
topik pembicaraan, atau melihat kepada
lawan
bicaranya.
h. Bicaranya
monoton, kaku, dan menjemukan.
i.
Kesukaran dalam mengekspresikan perasaan
atau emosinya melalui nada suara
j.
Tidak menunjukkan atau memakai gerakan
tubuh untuk menyampaikan keinginannya,
tetapi dengan mengambil
tangan orangtuanya untuk mengambil
obyek
yang dimaksud
k. Mengalami
gangguan dalam komunikasi nonverbal;
mereka
sering tidak menggunakan gerakan tubuh dalam berkomunikasi untuk mengekspresikan perasaannya atau
untuk merabarasakan perasaan
orang lain, misalnya menggelengkan
kepala, melambaikan tangan, mengangkat
alis, dan sebagainya.
Karakteristik
dalam interaksi sosial antara
lain adalah :
a. Menyendiri
(aloof): terlihat pada anak yang
menarik
diri, acuh tak acuh, dan kesal bila diadakan
pendekatan
sosial serta menunjukkan perilaku dan
perhatian
yang terbatas (tidak hangat).
b. Pasif
: dapat menerima pendekatan sosial dan
bermain
dengan anak lain jika pola permaiannya
disesuaikan
dengan dirinya.
c. Aktif
tapi aneh: secara spontan akan mendekati anak
lain, namun interaksi ini seringkali tidak
sesuai
dan sering hanya sepihak.
2.3 Masalah anak autis dibidang komunikasi dan
interaksi sosial
A. Masalah di bidang komunikasi
Mereka seringkali berperilaku nampak
seperti orang tuli, selain itu mereka juga mengalami kesulitan dalam berbicara,
ada anak yang sama sekali tidak jelas dalam berbicara namun ada juga anak yang
lancar dalam berbicara, akan tetapi keduanya sama-sama mengalami keterbatasan
dalam jumlah kosakata, serta terkadang kata yang digunakan tidak sesuai dengan
artinya. Mereka juga tidak mengerti kalimat panjang. Namun disisi lain mereka
memiliki daya ingat yang kuat. Selain itu, ciri yang mudah dikenali dari anak
autis adalah sifat repetitif atau pengulangan kata. Mereka senang meniru apa
yang baru saja didengarnya atau yang orang lain tanyakan padanya, atau sering
dikatakan “membeo”.
B. Masalah di bidang interaksi sosial
Penyandang
autis lebih senang menyendiri, mereka cenderung menghindari kontak mata dengan
orang lain. Penyandang autis adalah mereka yang memiliki dunianya sendiri,
mereka tidak senang bergaul meski dengan teman sebayanya sekalipun. Bahkan
untuk bermain, mereka memiliki caranya sendiri dalam memainkan suatu benda,
misalkan mereka senang bermain sobekan kertas, karet atau sedotan. Hal tersebut
dapat mereka lakukan secara terus-menerus, jika tidak dihentikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi
merupakan salah satu hal yang sangat dibuttuhkan manusia sebagai makhluk
sosial. Melalui komunikasi, dua individu atau lebih bisa saling bertukar
informasi, bertukar pikiran, dan saling memahami kemauan antar satu sama
lainnya.
Secara terminologi interaksi sosial adalah hubungan
timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan
masyarakat. Jadi interaksi sosial dalah proses dimana orang-orang berkomunikasi
saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakannya.
Karakteristik dalam
komunikasi antara lain
bergumam, sering mengalami kesukaran dalam
memahami arti kata-kata
dan kesukaran dalam menggunakan bahasa
dalam konteks yang sesuai dan benar, sering mengulang kata-kata yang baru saja mereka dengar, bila bertanya sering menggunakan
kata ganti orang
dengan terbalik, sering
berbicara pada diri sendiri dan mengulang
potongan
kata atau lagu dari iklan tv dan
mengucapkannya
di muka orang lain dalam suasana
yang tidak sesuai, penggunaan
kata-kata yang aneh, mengalami
kesukaran dalam berkomunikasi walaupun
mereka dapat berbicara dengan baik,
karena
tidak tahu kapan giliran mereka berbicara,
memilih
topik pembicaraan, atau melihat kepada
lawan
bicaranya, bicaranya
monoton, kaku, dan menjemukan.
Karakteristik dalam interaksi
sosial antara lain menyendiri (aloof), pasif dan aktif tapi aneh.
Di bidang komunikasi mereka seringkali berperilaku nampak
seperti orang tuli, selain itu mereka juga mengalami kesulitan dalam berbicara,
ada anak yang sama sekali tidak jelas dalam berbicara namun ada juga anak yang
lancar dalam berbicara, akan tetapi keduanya sama-sama mengalami keterbatasan
dalam jumlah kosakata, serta terkadang kata yang digunakan tidak sesuai dengan
artinya. Sedangkan
dibidang interaksi sosial Penyandang autis lebih senang
menyendiri, mereka cenderung menghindari kontak mata dengan orang lain.
Penyandang autis adalah mereka yang memiliki dunianya sendiri, mereka tidak
senang bergaul meski dengan teman
sebayanya sekalipun. Bahkan untuk bermain, mereka memiliki caranya sendiri
dalam memainkan suatu benda, misalkan mereka senang bermain sobekan kertas,
karet atau sedotan.
Daftar Pustaka
http://fatinahmunir.blogspot.co.id/2013/05/komunikasi-anak-autis.html http://www.merdeka.com/sehat/cara-efektif-berkomunikasi-dengan-anak-autis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar