Selasa, 03 Januari 2017

Tunarungu

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Tunarungu adalah istilah yang menunjuk pada kondisi ketidakfungsian organ pendengaran atau telinga seorang anak. Kondisi ini menyebabkan mereka mengalami hambatan atau keterbatasan dalam merespon bunyi-bunyi yang ada di sekitarnya. Tunarungu terdiri atas beberapa tingkatan kemampuan mendengar, yaitu ada yang khusus dan umum.
Pendidikan bagi anak tunarungu seperti yang telah dijelaskan diatas, kita pun mampu memberikan Fasilitas anak tunarungu dalam pendidikan secara umum, dimana hal ini relatif sama dengan anak normal, seperti papan tulis, buku, buku pelajaran,alat tulis, sarana bermain dan olahraga. Oleh karena anak tunarungu mempunyai hambatan dalam mendengar dan berbicara, maka mereka memerlukan alat bantu khusus.
B.       Rumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka, dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Pengertian Fasilitas Pendidikan ?
  1. Apa saja fasilitas pendidikan anak tunarungu?

C.     Tujuan
            Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1.      Mengetahui Pengertian Fasilitas Pendidikan.
2.      Mengetahui Fasilitas Pendidikan Anak Tunarungu.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Fasilitas Pendidikan
            Fasilitas pendidikan merupakan sarana penunjang dan pelengkap dalam mencapai tujuan pendidikan. Bahkan fasilitas pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai efektifitas belajar. Dengan fasilitas penunjang belajar yang memadai diharapkan anak berkebutuhan khusus lebuh mudah memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru.

B.     Fasilitas Pendidikan Anak Tunarungu  
            Fasilitas anak tunarungu secara umum relatif sama dengan anak normal, seperti papan tulis, buku, buku pelajaran,alat tulis, sarana bermain dan olahraga. Oleh karena anak tunarungu mempunyai hambatan dalam mendengar dan berbicara, maka mereka memerlukan alat bantu khusus, antara lain :
a.    Audiometer
            Adalah alat elektronik untuk mengukur taraf kehilangan pendengaran seseorang. Melalui audiometer, kita dapat mengetahui kondisi pendengaran anak tunarungu lainnya :
1.      Apakah sisa pendengarannya di fungsionalkan melaui konduksi tulang atau konduksi udara.
2.      Berapa desibel anak tersebut kehilangan pendengarannya.
3.      Telinga mana yang mengalami kehilangan pendengaran, apakah telinga kiri, kanan, atau keduanya.
4.      Pada frekuensi berapa anak masih dapat menerima suara.
Ada 2 jenis audiometer, yaitu audiometer oktaf ( untuk mengukur frekuensi pendengaran : 125 - 250 – 500 - 1000 - 2000 - 4000 - 8000 Hz) dan audiometer kontinyu ( mengukur pendengaran 25 – 1200 Hz).
b.  Hearing Acids
      Hearing Aids atau alat bantu dengar mempunyai tiga unsur utama yaitu: microphone, amplifier, dan receiver. Sedangkan prinsip kerjanya adalah sebagai berikut: Suara atau energi akustik diterima microphone  kemudian diubah menjadi energi listrik dan dikeraskan malalui amplifier kemudian diteruskan ke Receiver yang mengubah kembali energy listrik Menjadi suara seperti alat pendengaran pada  telepon dan diarahkan ke gendang telinga (membrane tympany).
Alat bantu dengar ada bermacam-macam, yaitu yang diselipkan dibelakang telinga, didalam telinga, dipakai pada saku kemeja (pocket), atau yang dipasang pada bingkai kaca mata. Dengan menggunakan alat bantu dengar (hearing aids) anak tunarungu dapat berlatih mendengarkan, baik secara individual maupun secara kelompok.
Alat bantu dengar tersebut lebih tepat digunakan bagi anak tunarungu yang mempunyai kelainan pendengaran konduktif. Begitu pula alat bantu dengan akan lebih efektif jika digunakan sesuai dengan program pendidikan yang sistematis yang diajarkan oleh guru-guru yang professional yang mampu memadukan ilmu pengetahuan anak berkebutuhan khusus dengan pengetahuan audiologi, dan patologi bahasa.
Anak tunarungu yang menggunakan alat bantu dengar diharapkan mampu memilih suar mana yang di perlikan dan mana bantuan mimik serta gerak bibir dari guru ( speech therapist ), maka anak tunarungu dapat berlatih menangkap arti dari apa yang di ucapkan guru dan orang lain.
c.    Telephone Typewriter
            Yaitu mesin telepon yang merupakan alat bantu anak tunarungu yang memungkinkan mereka mengubah pesan diketik menjadi tanda-tanda elektronik yang diterjemahkan secara tertulis.
Mesin tulis telpon terdiri dari telepon yang dilengkapi dengan alat pendengaran, lampu kedap-kedip sebagai tanda panggilan, mesin tulis komputer, dan amplifier. Mesin tulis ini memungkinkan perubahan pesan suara yang masuk ke dalam computer dan mengubah tanda-tanda elektronik dan bunyi pada frkuensi yang berlainan yang kemudian disampaikan melalui telepon dan diubah kembali manjadi huruf tercetak yang dapat dimengerti oleh anak tunarungu.
d.      Mikro Komputer
            Mikro komputer  merupakan alat bantu khusus yang dapat memberikan informasi secara visual. Alat bantu ini sangat membantu anak tunarungu yang mengalami kelainan pendengaran berat. Keefektifan alat ini tergantung pada software dan materinya harus dapat dimengerti oleh anak tunarungu.
Manfaat dari penggunaan mikro komputer adalah :
1.    Anak tunarungu dapat belajar mandiri, bebas tetapi bertanggung jawab.
2.     Anak tunarungu dapat mengembangkan kreatifitas berfikir dengan mikro komputer.
3.     Anak tunarungu dapat berkomunikasi interaktif dengan informasi yang ada dalam program mikro komputer.
e.         Audio Visual
            Audiovisual dapat berupa fil, vidio-tapes, tv. Penggunaan audiovisual tarsebut sangat bermanfaat bagi anak tunarungu, karena mereka dapat memperhatikan sesuat yang di tampilkan sekalipun dalam kemampuan mendengar yang terbatas.
f.         Tape Recorder
            Alat ini sangat berguna untuk mengontrol hasil uapan yang telah direkam, sehingga kkita dapat mengikuti perkembangan bahasa lisan anak tunarungu dari hari ke hari dan dari tahun ke tahun. Selain itu, alat ini sangat membantu anak tunarungu ringan dalam meyadarkan akan kelainan bicaranya, sehingga guru artikulasinya lebh mudah membimbing mereka dalam memperbaiki kemampuan bicara mereka. Tepe recorder juga dapat di gunakan untuk mengajar anak tunarungu yang belum bersekolah dalam mengenal gelak tawa, suara hewan, perbedaan antara suata tangisan dengan omelan,dsb.
g.      Spatel
            Spatel adalah alat bantu untuk  membetulkan posisi organ bicara, terutam lidah. Alat ini digunakan untuk menekan lidah, sehingga posisi lidah anak tunarungu benar ketika mereka berbicara.
h.      Cermin
            Cermin dapat digunakan sebagai alat bantu tunarungu dalam belajar menguapkan sesuatu dengan artikulasi yang benar. Disamping itu, anak tunarungu dapat menyamakan ucapannya melalui cermin dengan  apa yang diucapkan oleh guru atau artikulator. Dengan itu, artikulator dapat mengontrol gerakan yang tidak tepat dari anak tunarngu, sehingga mereka menyadari dalam mengucapkan konsonan, vokal, kata-kata, kalimat secara benar.







BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
            Fasilitas pendidikan merupakan sarana penunjang dan pelengkap dalam mencapai tujuan   pendidikan. Bahkan fasilitas pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai efektifitas belajar. Dengan fasilitas penunjang belajar yang           memadai diharapkan anak berkebutuhan khusus lebuh mudah memahami materi pelajaran        yang diberikan oleh guru
. Fasilitas Pendidikan Anak Tunarungu terdiri dari Audiometer,               Hearing Aids, Telephone-typewriter, Mikrokomputer, Audio  visual, Tape Recorder, Spatel, dan              Cermin.

B. SARAN
            Dari hasil makalah yang telah dibuat, saya menyarankan agar kita lebih peduli bagi anak-   anak barkebutuhan khusus terutama bagi anak tunarungu. Sebagai manyarakat secara     umum kita harus bisa menerima anak-anak tersebut.















DAFTAR PUSTAKA








Tidak ada komentar:

Posting Komentar