Selasa, 03 Januari 2017

Pengaruh Komitmen Profesional terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Pendidik melalui Komitmen Organisasional

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah perilaku organisasi yaitu menganalisis sebuah riset tentang sikap dan kepuasan kerja yang berhubungan dengan akuntansi sebuah perusahaan, untuk itu kami selaku kelompok ingin mengetahui dan mempelajari mengenai riset tentang Pengaruh Komitmen Profesional terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Pendidik melalui Komitmen Organisasional. Dengan melakukan analisis riset ini setidaknya kelompok kami mengamati, melihat, memperhatikan walaupun sekedarnya, dan mempelajari sistem-sistem yang ada.
B.     Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan adalah dengan metode menganalisis suatu riset dari website dan situs-situs di internet seperti google.com. Menurut kami dari kedua itu sudah cukup untuk bahan-bahan pembuatan suatu makalah.
C.     Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan kami ini adalah agar bisa bermanfaat bagi kami dan pembaca dengan adanya tugas analisis riset ini diharapkan mahasiswa dapat mengimplementasikan ke dalam dunia usaha pada saat selesai studi nanti serta dapat menambah pengalaman dan pengetahuan yang setidaknya untuk kami ataupun rekan-rekan kami.






BAB II
PEMBAHASAN

Pada analisis riset ini, kami menganalisis dan menanggapi 2 poin dari 4 poin hasil riset dari penelitian Nurika Restuningdiah.
1.    Berdasarkan hasil penelitian dari Nurika Restuningdiah mengenai “Pengaruh Komitmen Profesional terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Pendidik melalui Komitmen Organisasional” pada poin “Pengaruh Komitmen Profesional terhadap Komitmen Organisasional”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Komitmen Profesional berpengaruh terhadap Komitmen Organisasional.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Aranya, dkk. (1982). Komitmen Profesional terkait dengan tingkat loyalitas individu pada profesinya, seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut. (Larkin, 1990 dalam Trisnaningsih, (2003). Aranya, dkk. (1982) menyatakan bahwa Komitmen Profesional adalah: (1) Sebuah kepercayaan pada dan penerimaan terhadap tujuan dan nilai-nilai profesi, (2) Sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh guna kepentingan profesi, (3) Sebuah keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam profesi.
Sedangkan Komitmen Organisasional terkait dengan tingkat loyalitas individu sebagai bagian dari organisasi. Hal ini direfleksikan dalam sikap individu terhadap organisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akuntan pendidik yang memiliki loyalitas pada profesinya, akan memiliki loyalitas yang tinggi pula pada organisasinya. Indikator yang dominan untuk variabel Komitmen Profesional adalah komitmen dengan adanya dorongan untuk melihat akuntan pendidik yang idealis dalam pekerjaannya dengan faktor loading 0,849. Sedangkan untuk indikator yang dominan pada variabel Komitmen Organisasional adalah kemudahan akuntan pendidik untuk terikat dengan organisasi tempatnya bekerja dengan faktor loading sebesar 0,823. Hal ini memiliki makna bahwa akuntan pendidik yang memiliki dorongan untuk menjadi idealis akan berpengaruh pula terhadap rasa ikut memiliki dalam organisasi. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat pula diartikan bahwa idealisme sangat diperlukan oleh akuntan pendidik dalam menjalankan profesinya. Dorongan untuk menjadi akuntan pendidik yang idealis akan mengarah pada komitmen pada profesinya. Akuntan pendidik yang memiliki komitmen pada profesi akan memiliki loyalitas pada organisasinya,
Hal ini terkait dengan Komitmen Afektif dari Komitmen Organisasional (affective commitment), yang didefinisikan sebagai kuatnya hasrat seseorang untuk tetap bekerja pada sebuah organisasi karena ia merasa cocok dan mau melanjutkannya. Indikator yang dominan pada variabel Komitmen Organisasional adalah kemudahan akuntan pendidik untuk terikat dengan organisasi tempatnya bekerja dengan faktor loading sebesar 0,823.

Berdasarkan teori dari buku “Perilaku Organisasi” yang ditulis oleh Arfan Ikhsan dkk di halaman 59 mengatakan bahwa komitmen organisasi merupakan tingkat sampai sejauh apa seorang karyawan memihak pada suatu organisasi dan tujuan-tujuannya, serta berniat mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Komitmen organisasi juga merupakan nilai personal, yang terkadang mengacu pada sikap loyal pada perusahaan atau komitmen pada perusahaan. Komitmen organisasional sering diartikan secara individu dan berhubungan dengan keterlibatan orang tersebut pada organisasi yang bersangkutan. Komitmen karyawan pada organisasi merupakan salah satu sikap yang mencerminkan perasaan suka atau tidak suka seorang karyawan terhadap organisasi tempat dia bekerja.

Dan kami beranggapan bahwa riset di atas sejalan saja atau tidak bertentangan dengan teori yang kami ketahui dari buku “Perilaku Organisasi” yang ditulis oleh Arfan Ikhsan dkk di halaman 59 tersebut, yang mana dikatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa seorang akuntan pendidik yang memiliki loyalitas pada profesinya, juga akan memiliki loyalitas yang tinggi pula pada organisasinya. Jadi di sini dijelaskan bahwa jika seseorang telah mempunyai sifat setia kepada perusahaan atau organisasi di mana ia bekerja maka dengan kesetiaannya itu akan membuat ia berkomitmen untuk menjaga profesinya tersebut yang berada di dalam lingkup perusahaan tersebut, dalam hal ini bukan karena terpaksa tetapi karena rasa ikut memiliki terhadap profesi yang ia jalani dan kemudian dari rasa setia kepada profesi kemudian akan berkembang menjadi komitmen untuk loyal kepada perusahaan di mana ia mengimplementasikan setiap detail pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan di dalam buku Perilaku Organisasi bahwa “Komitmen organisasi juga merupakan nilai personal, yang terkadang mengacu pada sikap loyal pada perusahaan atau komitmen pada perusahaan”. Dan teori ini berjalan sealiran dengan hasil penelitian yang telah dilakukan di mana ketika seorang telah mempunyai perasaan memiliki dengan suatu hal maka dia akan menjaga hal tersebut dengan sebaik-baiknya, dan dalam kasus ini seorang akuntan pendidik dalam menjalankan pekerjaan harus dilakukan dengan benar tidak semata-mata hanya karena dia suka dengan profesinya tersebut kemudian untuk mengerjakan tugas dari perusahaan ia tidak bersungguh-sungguh. Dan sifat loyal ini sangat penting dimilki bagi setiap individu dalam lingkup perusahaan maupun dalam lingkup yang lainnya.
2.    Menurut hasil penelitian dari Nurika Restuningdiah mengenai “Pengaruh Komitmen Profesional terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Pendidik melalui Komitmen Organisasional”  pada poin “Pengaruh Komitmen Organisasional terhadap Kepuasan Kerja” hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen organisasional berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Hal ini memiliki makna bahwa seorang akuntan pendidik yang memiliki loyalitas pada organisasinya cenderung akan merasa puas dalam pekerjaannya (job satisfaction). Semakin tinggi loyalitas akuntan pendidik pada organisasinya, maka semakin tinggi pula kepuasan kerjanya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Aranya, dkk. (1982), Cahyono dan Ghozali (2002) namun bertentangan dengan hasil penelitian Panggabean (2004) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasional. Indikator yang dominan untuk Komitmen Organisasional dalam penelitian ini merupakan indikator dari komitmen afektif yang didefinisikan sebagai kuatnya hasrat seseorang untuk tetap bekerja pada sebuah organisasi karena ia merasa cocok dan mau melanjutkannya, atau dengan kata lain karena ia mau tetap disana. Hal ini memiliki makna bahwa apabila seorang akuntan pendidik telah merasa cocok dengan pekerjaannya, maka akan memiliki kepuasan kerja yang tinggi.
Kemudian berdasarkan yang kami ketahui melalui buku “Perilaku Organisasi” yang ditulis oleh Arfan Ikhsan dkk di halaman 54, bahwa hubungan antara kepuasan kerja dan produktivitas adalah lebih kuat ketika kita tidak hanya melihat pada tingkat individu-individu, tetapi pada tingkat organisasi secara keseluruhan. Ketika data kepuasan dan produktifitas yang dikumpulkan untuk organisasi secara keseluruhan dibandingkan pada tingkat individu, kita menemukan bahwa organisasi dengan kepuasan karyawan cenderung lebih efektif dibandingkan organisasi dengan sedikit kepuasan karyawannya.
Berdasarkan riset di atas dan teori tersebut,  dengan hasil riset yang mengatakan bahwa “semakin tinggi loyalitas seseorang maka semakin tinggi pula kepuasan kerja” artinya jika seseorang itu loyal atau setia kepada perusahaan, maka dia akan mudah mendapatkan kepuasan kerja. Dalam hal ini seseorang yang telah memiliki rasa loyal pada perusahaan dia akan dengan mudah memasuki setiap aspek yang ada dalam perusahaan tersebut, misalnya ketika dia dipindahtugaskan ke departemen yang berbeda dari departemen yang sebelumnya ia geluti, maka dia akan dengan mudah menerima dan menyesuaikan diri dengan departemen yang baru dan berpikir bahwa hal tersebut adalah sebuah hal positif yang dapat membuat ia lebih berkembang dan lebih baik lagi dalam mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan dan dia tidak merasa terbebani dengan hal itu sehingga dalam melakukan pekerjaan yang diberikan ia dapat mencapai kepuasan kerja yang dia inginkan.  
Kemudian mengenai teori yang mengungkapkan bahwa “apabila seseorang telah merasa cocok dengan pekerjaannya, maka akan memiliki kepuasan kerja yang tinggi” di sini kami berpendapat bahwa jika seseorang dalam bekerja hanya puas terhadap pekerjaan yang diinginkannya saja maka ia akan merasa kesulitan jika ia dipindahtugaskan dari pekerjaannya dan ia akan sulit mendapatkan kepuasan dikarenakan pekerjaan yang ia tidak inginkan diberikan kepadanya.
Dalam hal ini kami lebih setuju dengan teori yang menyatakan bahwa “semakin tinggi loyalitas seseorang maka semakin tinggi pula kepuasan kerja”  karena berdasarkan buku Perilaku Organisasi yang ditulis oleh Arfan Ikhsan dkk lebih mengarah kepada teori tersebut. Hal ini menunjukkan adanya hubungan  yang saling berkaitan antara kepuasan kerja yang dilandasi rasa setia terhadap pekerjaan yang dijalani dengan organisasi atau perusahaan dalam hal kepuasan yang dihasilkan.










BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Pada poin pertama, bahwa jika seseorang telah mempunyai sifat setia kepada perusahaan atau organisasi di mana ia bekerja maka dengan kesetiaannya itu akan membuat ia berkomitmen untuk menjaga profesinya tersebut yang berada di dalam lingkup perusahaan tersebut, dalam hal ini bukan karena terpaksa tetapi karena rasa ikut memiliki terhadap profesi yang ia jalani dan kemudian dari rasa setia kepada profesi kemudian akan berkembang menjadi komitmen untuk loyal kepada perusahaan di mana ia mengimplementasikan setiap detail pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Dan pada poin kedua jika seseorang yang telah memiliki rasa loyal pada perusahaan dia akan dengan mudah memasuki, menerima, dan mengerjakan setiap bidang pekerjaan yang berbeda-beda dari yang di tugaskan kepanya dalam perusahaan tersebut, dan dia tidak merasa terbebani dengan hal itu sehingga dalam melakukan pekerjaan yang diberikan oleh atasan ia dapat mencapai kepuasan kerja yang dia inginkan.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan, oleh sebab itu mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, dan apabila ada yang kurang atau salah dalam pembuatan makalah ini kami mengharapkan Anda dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami.




DAFTAR PUSTAKA
http://fe.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/01/nurika_9.pdf




Tidak ada komentar:

Posting Komentar